Seorang Karyawan di India Tewas, Diduga Akibat Kelelahan Bekerja
Karyawan di India tewas, bernama Anna Sebastian Perayil yang bekerja di firma akuntansi global Ernst & Young atau EY, diketahui terkenal dengan Big 4 Company.
Anna yang berusia 26 tahun meninggal dunia pada bulan Juli 2024 lalu dan viral di media sosial. Ia meninggal sesudah empat bulan bergabung dengan EY. Ibu dari Anna yaitu Anita Augustine mengungkapkan penyebab putrinya meninggal melalui surat yang dibagikan lewat media sosial.
Anna Mengeluarkan Seluruh Kemampuan yang Dimilikinya dalam Bekerja
Sesuai dengan berita tentang karyawan di India tewas yang bersumber pada NDTV, pada hari Rabu (18/9/2024), sang ibunda mengatakan bahwa putrinya lulus ujian CA atau chartered accountancy pada tanggal 23 November 2023 lalu.
Kemudian Anna bergabung dengan perusahaan EY tanggal 19 Maret 2024. Di dalam suratnya, Augustine menuliskan bahwa EY merupakan tempat Anna bekerja pertama kali. Putrinya kala itu merasa sangat gembira bisa menjadi karyawan perusahaan bergengsi tersebut.
Anna sebenarnya sudah diberikan informasi saat bergabung dengan perusahaan EY bahwa timnya melihat banyak karyawan yang resign secara spesifik. Alasan pengunduran diri mereka adalah karena beban kerja berlebihan.
Disisi lainnya, managernya meminta Anna agar tetap bisa bertahan agar dapat mengubah persepsi tersebut. Sang ibu mengatakan bahwa putrinya bekerja di EY tanpa mengenal lelah. Ternyata hal ini malah yang membuatnya menjadi karyawan di India tewas.
Anna mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya. Walaupun sudah berusaha keras, ternyata lingkungan baru, jam kerja panjang serta beban kerja yang dialami oleh Anna membebani kondisi tubuhnya.
Baik itu secara fisik, mental maupun emosional. Akibat dari kondisi pekerjaan yang demikian, membuat Anna mulai mengalami kecemasan, stres serta kurang tidur. Tapi, bagaimanapun juga ia terus berusaha keras agar bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Karyawan di India Tewas Bernama Anna Mengalami Keluhan Sesak Dada
Cerita lainnya mengenai karyawan satu ini dari Augustine berisi tentang kepergiannya bersama sang suami, Sibi Joseph pada 6 Juli dari Kochi menuju Pune untuk menghadiri acara wisuda putri mereka.
Kemudian sang putri pada sekitar pukul 1 pagi mengeluhkan kondisi kesehatan tubuh yang sesak bagian dada dan langsung segera dibawa menuju RS yang ada di kota tersebut. Sesudah dibawa ke RS, hasil pemeriksaan rekam jantung atau EKG menunjukkan bahwa kondisi Anna normal.
Tapi, dokter mengungkapkan bahwa Anna tidak tidur dengan cukup dan makannya sangat larut. Setelah menemui dokter tersebut, yang dilakukan Anna adalah tetap pergi untuk bekerja karena tidak memperoleh cuti.
Selain itu, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Jadi, tanggal 7 Juli tepat hari Minggu, karyawan di India tewas bernama Anna pagi harinya menghadiri acara wisuda dengan keluarganya.
Tapi, setelah acara wisuda selesai, ia langsung bekerja dari rumah sampai sore hari. Anna bekerja sampai larut malam. Bahkan pada akhir pekan yang merupakan momen paling ditunggu oleh para pekerja karena bisa digunakan untuk beristirahat malah digunakannya untuk tetap bekerja.
Augustine mengatakan bahwa putrinya akan kembali ke kamar dalam keadaan sangat lelah. Bahkan saat tidur tidak sempat untuk sekadar mengganti pakaiannya. Joseph menceritakan putrinya sering menangis sejak bekerja di EY.
Bahkan karyawan di India tewas bernama Anna kerap mengeluh tentang tekanan pekerjaan sangat tinggi yang dialaminya. Sang ayah sempat meminta putrinya agar mengundurkan diri. Tapi, Anna tetap melakukan pekerjaannya karena ingin belajar serta memperoleh pengalaman baru.
Anna memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan yang melampaui batas kemampuan tubuhnya. Dalam suratnya, ada permohonan kepada perusahaan agar memperbaiki budaya kerja seperti demikian.
Inilah Tanggapan dari Pihak Perusahaan
Bersumber pada NBC Newas, Rajiv Menami mengakui surat yang dibuat oleh ibunda karyawan di India tewas bernama Anna dalam unggahan LinkedIn pada hari Kamis (19/9/2024). Ia mengungkapkan penyesalan karena tidak bisa hadir di pemakaman Anna.
Sebab, pada saat meninggalnya Anna memang tidak dihadiri oleh seorang pun karyawan dari perusahaan tersebut. Katanya hal tersebut tidak sesuai dengan budaya mereka. Rajiv mengatakan bahwa kejadian tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi.
Ia mengatakan bahwa perusahaan sangat mementingkan berkomitmen dalam upaya memelihara lingkungan kerja harmonis serta sehat. Pernyataan yang dibuat oleh Rajiv sekaligus menepis dugaan budaya kerja buruk di perusahaan EY.
Pihak EY menegaskan bahwa perusahaannya selalu memprioritaskan kesejahteraan seluruh karyawan. Mereka juga mengklaim bahwa sudah memberikan bantuan kepada karyawan sebagaimana mestinya.
Rajiv mengungkapkan kepada surat kabar The Indian Express bahwa setiap orang itu harus bekerja dengan keras. Ia tidak percaya bahwa tekanan pekerjaan bisa merenggut nyawa Anna. Sebab, menurutnya, Anna diberikan pekerjaan sama seperti karyawan lainnya.
Shobha Karandlaje, selaku Menteri Tenaga Kerja India mengungkapkan bahwa dirinya sedang melakukan penyelidikan terhadap masalah karyawan di India tewas ini secara menyeluruh. Jadi, sedang dilakukan investigasi mengenai tuduhan lingkungan kerja bersifat eksploitatif tersebut.