Fakta dan Sejarah Elizabeth Bathory yang Haus Darah Gadis Muda
Sejarah Elizabeth Bathory hingga saat ini masih sering diperbincangkan, khususnya ketika membahas tentang kasus kriminal. Benar, jika banyak bangsawan terdahulu yang diceritakan karena aksi heroik dan kontribusinya terhadap bangsa, maka Elizabeth tidak demikian.
Ia seringkali dibahas karena memiliki reputasi negatif, yaitu karena perbuatan sadisnya semasa hidup. Untuk mengenal lebih dekat mengenai sejarah dan fakta Elizabeth Bathory ini, mari simak artikel di bawah!
Fakta dan Sejarah Elizabeth Bathory, Si Pembunuh Berantai yang Mengincar Gadis Muda
Seperti judul di atas, mayoritas korban dari wanita ini adalah para gadis muda yang biasanya merupakan pelayannya. Untuk informasi lebih jelas tentang sejarah Elizabeth Bathory, inilah beberapa faktanya:
1. Latar Belakang Keluarga
Sejarah Elizabeth Bathory perempuan ini bisa dibilang sangat luar biasa, karena ia adalah seorang putri dari sepasang bangsawan kaya raya Hungaria. Ayah dan ibu dari perempuan yang lahir pada tanggal 7 Agustus 1560 di Nyírbátor ini termasuk kaum bangsawan terkaya pada masanya.
Tidak hanya orang tuanya, keluarga besar Elizabeth juga tidak kalah terpandang, seperti pamannya yang berasak dari pihak ibu adalah Raja Polandia. Kakak laki-lakinya merupakan hakim pada Kerajaan Hungaria, sedangkan sang sepupu adalah perdana menteri Hungaria.
Masa kecilnya dihabiskan dalam Castle dengan kehidupan yang terlihat normal bahkan mengagumkan dari luar. Namun siapa sangka, jika selama masa kecil ia sering mengalami kejang, yang kemungkinan besar terjadi akibat penyakit epilepsinya.
Keluarga besarnya memang terlihat mengagumkan dan sempurna, namun mereka juga punya sisi gelap, karena dipercaya merupakan penganut Paganisme dan Satanis.
2. Sudah Terpapar dengan Aksi Kekerasan Sejak Kecil
Sejak kecil, Elizabeth terbilang tidak asing dengan kekerasan, sehingga perbuatan ini tidaklah aneh baginya. Hal tersebut terjadi karena di masa itu para petani di Hungaria sedang gencar pemberontakan terhadap tuan mereka.
Namun aksi pemberontakan tersebut sayangnya harus kalah, sehingga para pemberontak mendapatkan hukuman keji, yaitu penyiksaan di depan umum. Karena dilakukan di depan umum, maka beberapa kali Elizabeth menyaksikannya. Bukannya merasa ngeri, takut, atau trauma, gadis kecil tersebut malah terlihat seakan merasa geli.
3. Menikah Pada Usia Muda
Layaknya tradisi atau normal sosial di zaman dulu, pada sejarah Elizabeth Bathory dinyatakan bahwa ia melakukan pernikahan di usia muda. Pernikahan tersebut pun tentu saja bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan hasil perjodohan orang tuanya.
Untuk membuat kedudukan mereka semakin tinggi dan terpandang, orang tuanya menjodohkan gadis itu dengan Ferencz Nádasdy, dengan latar belakang juga berasal dari kalangan bangsawan.
Berdasarkan sejarah Elizabeth Bathory, keduanya menyelenggarakan pernikahan pada tanggal 8 Mei 1575 ketika usia Elizabeth baru menginjak 15 tahun. Karena berasal dari keluarga bangsawan kaya dan terpandang pesta pernikahan mereka pun diselenggarakan besar-besaran dengan jumlah tamu undangan hingga 4.500 orang.
Dari pernikahan itu, mereka memiliki lima orang anak, namun hanya tiga anak yang mampu bertahan hingga mencapai usia dewasa.
4. Gemar Berselingkuh dan Melakukan Penyiksaan
Karena suaminya sering ikut serta dalam pertempuran, maka hal ini membuatnya merasa kesepian dan akhirnya melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain saat suaminya sedang tidak di rumah.
Lalu akibat Nádasdy tidak ada, pada sejarah Elizabeth Bathory juga diketahui bahwa ialah yang harus mengurus segala urusan di rumah. Karena dia merupakan perempuan cerdas, maka . di bawah pengelolaannya, keluarga tersebut pun semakin sukses.
Namun sayangnya pasangan tersebut bukanlah majikan baik, malah kejam. Mereka berdua pernah menyeret seorang pelayan yang tidak patuh ke luar kastil, lalu menelanjanginya, mengolesi madu di tubuhnya, dan membiarkannya di luar semalaman sehingga digigit lebah.
Saat si pelayan mulai pingsan, mereka malah meletakkan potongan kertas di antara jari-jarinya dan menyulut api. Ketika sang suaminya meninggal dunia, bukannya berhenti, ia malah semakin menjadi-jadi dalam melakukan kekejaman tersebut. Saat usianya menyentuh 40 tahun ia merasa kecantikannya perlahan pudar, sehingga membuatnya menginginkan hal lain.
Hal tersebutlah yang akhirnya perlahan mencetuskan sejarah Elizabeth Bathory yang sangat kelam. Setelah melakukan penyiksaan pada pelayannya wanita mudanya, ia pun memotong urat gadis itu dan membiarkan darah mengalir menuju bak mandi.
Darah-darah itu ia pakai untuk mandi, sehingga perlahan rasa ketagihan untuk melakukan pembunuhan dan mandi darah pun semakin tinggi demi awet muda.
5. Korbannya Mencapai Ratusan Orang
Karena sudah tidak mendapatkan lagi stok pelayan muda, ia pun mulai mencari gadis-gadis muda dari desa hingga para gadis bangsawan kelas rendah. Karena semakin banyaknya terjadi kasus penculikan putri bangsawan, keluarga kerajaan pun menaruh perhatian.
Akhirnya, 30 Desember 1610, pasukan tentara dengan pimpinan György Thurzó menyerbu istana Elizabeth dan menemukan banyak bukti mengerikan. Dari aksinya, kemungkinan korban dari perempuan itu mencapai 650 orang gadis muda.
Ia tidak pernah datang saat persidangan, lalu pelayannya akhirnya mendapatkan hukuman mati sebagai pengganti. Sementara itu, perempuan itu dikurang di dalam kamarnya dan meninggal pada usia 54 tahun.
Dari sejarah Elizabeth Bathory tersebut terlihat bahwa tidak mengherankan jika ia mendapat gelar sebagai salah satu pembunuh berantai terkejam dunia.